Quote:
Salah satu alasan yang membuat kepulauan Derawan di kalimantan timur begitu menggelitik jiwa petualang para penyelam adalah seiring terlihatnya manta ray (ikan pari) besar-besar, terutama di sekitar pulau Kakaban.
Keunikan lain yang ditawarkan pulau Kakaban - baik bagi para penyelam maupun bukan - adalah sebuah danau purba nan indah di tengah pulau yang tertutup hutan tropis. Air danau itu payau karena terbentuk dari air laut yang terperangkap di tengah pulau sejak 2 juta tahun lalu. Karena evolusi yang cukup lama oleh air laut itu bercampur dengan air hujan dan air tanah, sehingga lama kelamaan membentuk danau. Karena ihwal terbentuknya itulah maka dalam bahasa daerah setempat diberi nama Kakaban, yang berarti "memeluk". Dalam hal ini adalah sebuah pulau yang memeluk danau.
Seiring waktu, genangan air itu membentuk danau yang kini mencapai luas sekitar 700 hektar. Danau Kakaban tak hanya menyimpan keunikan di atas permukaan air, tapi dunia bawah airnya juga tak kalah memukau. Selain banyak terdapat algae (rumput laut) hijau, bila snorkling di sini bisa dilihat ribuan bongkahan kenyal berwarna coklat. Beberapa bahkan berserakan dialasi algae hijau sehingga dari jauh tampak bagaikan bunga. Hewan mirip bunga yang berdiameter 10-12 cm dan berenang dengan gaya terbalik itu tak lain adalah ubur-ubur jenis Cassiopeia Ornate.
Untuk bertahan hidup, ubur-ubur Cassiopeia dan algae itu melakukan simbiosis mutualisme dengan cara ubur-ubur menempatkan algae pada bagian kakinya agar ganggang dapat mendapat sinar matahari sebagai sarana melakukan fotosintesa. Oleh karena itu ubur-ubur danau Kakaban berjalan terbalik dengan tentakel yang menghadap ke atas.
Berbeda dengan ubur-ubur yang hidup di laut dan ditakuti karena sengatannya yang beracun, ubur-ubur danau Kakaban adalah jenis yang tak menyengat karena telah beradaptasi dengan lingkungan geografis Kakaban yang tertutup, sehingga terhindar dari hewan pemangsa yang bertulang belakang. Itulah sebabnya ubur-ubur danau Kakaban tak lagi memerlukan zat racun sebagai senjata untuk melindungi diri dari para predatornya.
Tak hanya itu, hewan-hewan danau ini ternyata bisa memancarkan cahaya warna-warni ketika hari semakin gelap. Para ilmuwan menduga kalau di dalam danau ini akan banyak dijumpai spesies baru, berhubung selama ribuan tahun danau ini telah menciptakan suatu ekosistem yang sangat unik. Lagipula ribuan ubur-ubur yang hidup dan berkembang biak di danau cantik itu menandakan betapa sehatnya kehidupan ekosistem di sana.
Di dunia, tempat seperti itu hanya dijumpai di pulau yang terletak di kepulauan micronesia di kawasan tenggara laut pasifik. Oleh karena itu, pulau Kakaban merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang mempunyai danau di tengahnya. Tak diragukan lagi bila pulau ini merupakan surga kekayaan biologi. Buktinya, berbagai flora dan fauna di sekitar danau Kakaban telah bertahun-tahun menarik minat para ilmuwan untuk menyingkap misterinya.
Pokoknya, bila ada kesempatan menikmati kecantikan danau Kakaban, jangan lupa berbekal masker dan snorkel untuk mengintip keajaiban isi danau yang letaknya begitu terpencil itu.
Keunikan lain yang ditawarkan pulau Kakaban - baik bagi para penyelam maupun bukan - adalah sebuah danau purba nan indah di tengah pulau yang tertutup hutan tropis. Air danau itu payau karena terbentuk dari air laut yang terperangkap di tengah pulau sejak 2 juta tahun lalu. Karena evolusi yang cukup lama oleh air laut itu bercampur dengan air hujan dan air tanah, sehingga lama kelamaan membentuk danau. Karena ihwal terbentuknya itulah maka dalam bahasa daerah setempat diberi nama Kakaban, yang berarti "memeluk". Dalam hal ini adalah sebuah pulau yang memeluk danau.
Seiring waktu, genangan air itu membentuk danau yang kini mencapai luas sekitar 700 hektar. Danau Kakaban tak hanya menyimpan keunikan di atas permukaan air, tapi dunia bawah airnya juga tak kalah memukau. Selain banyak terdapat algae (rumput laut) hijau, bila snorkling di sini bisa dilihat ribuan bongkahan kenyal berwarna coklat. Beberapa bahkan berserakan dialasi algae hijau sehingga dari jauh tampak bagaikan bunga. Hewan mirip bunga yang berdiameter 10-12 cm dan berenang dengan gaya terbalik itu tak lain adalah ubur-ubur jenis Cassiopeia Ornate.
Untuk bertahan hidup, ubur-ubur Cassiopeia dan algae itu melakukan simbiosis mutualisme dengan cara ubur-ubur menempatkan algae pada bagian kakinya agar ganggang dapat mendapat sinar matahari sebagai sarana melakukan fotosintesa. Oleh karena itu ubur-ubur danau Kakaban berjalan terbalik dengan tentakel yang menghadap ke atas.
Berbeda dengan ubur-ubur yang hidup di laut dan ditakuti karena sengatannya yang beracun, ubur-ubur danau Kakaban adalah jenis yang tak menyengat karena telah beradaptasi dengan lingkungan geografis Kakaban yang tertutup, sehingga terhindar dari hewan pemangsa yang bertulang belakang. Itulah sebabnya ubur-ubur danau Kakaban tak lagi memerlukan zat racun sebagai senjata untuk melindungi diri dari para predatornya.
Tak hanya itu, hewan-hewan danau ini ternyata bisa memancarkan cahaya warna-warni ketika hari semakin gelap. Para ilmuwan menduga kalau di dalam danau ini akan banyak dijumpai spesies baru, berhubung selama ribuan tahun danau ini telah menciptakan suatu ekosistem yang sangat unik. Lagipula ribuan ubur-ubur yang hidup dan berkembang biak di danau cantik itu menandakan betapa sehatnya kehidupan ekosistem di sana.
Di dunia, tempat seperti itu hanya dijumpai di pulau yang terletak di kepulauan micronesia di kawasan tenggara laut pasifik. Oleh karena itu, pulau Kakaban merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang mempunyai danau di tengahnya. Tak diragukan lagi bila pulau ini merupakan surga kekayaan biologi. Buktinya, berbagai flora dan fauna di sekitar danau Kakaban telah bertahun-tahun menarik minat para ilmuwan untuk menyingkap misterinya.
Pokoknya, bila ada kesempatan menikmati kecantikan danau Kakaban, jangan lupa berbekal masker dan snorkel untuk mengintip keajaiban isi danau yang letaknya begitu terpencil itu.
PICT TIME
Quote:
Spoiler for for kakaban1
Spoiler for for kakaban2
Spoiler for for kakaban3
Spoiler for for kakaban4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar